Minggu, 13 Maret 2011

SEJARAH FILSAFAT


SEJARAH FILSAFAT
1.Masa Yunani
Yunani terletak di Asia Kecil. Kebiasaan mereka hidup sebagai nelayan mewarnai kepercayaan yang dianutnya, yaitu kekuatan. Hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan kehidupan manusia. Kepercayaan, yang bersifat formalitas ini ditentang oleh Homerus dengan dua buah karyanya yang terkenal; yaituIlias danOdyseus; memuat nilai-nilai yang tinggi dan bersifat edukatf. Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah Thales (+ 625 – 545 SM) yang berhasil mengembangkan geometri dan matematika; Liokippos dan Democritos mengembangkan teori materi; Hipocrates mengembangkan ilmu kedokteran, Euclid mengembangkan geometri deduktif; Socrates mengembangkan teori tentang moral; Plato mengembangkan teori tentang ide; Aristoteles mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang (ilmu biologi). Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan sistem pengaturan pemikiran (logika formal) yang sampai sekarang masih dkenal.
2. Masa Abad Pertengahan
Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat eropa. Pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Maka dirikanlah sekolah- sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialektika, geometri,
aritmatika, astronomi, dan musik. Pada abad ke 6 M. Di kalangan para ahli pikir islam (periode filsafat Skolastik islam) muncul : Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd. Periode Skolastik islam ini berlangsung tahun 850-1200. Mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Kemudian pikiran-pikiran ini masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan islam yang paling besar. Peralihan dari abad pertengahan ke abad modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa peralihan (masa transisi), yaitu munculnyaRenaissance dan Humanisme yang berlangsung pada abad 15-16.
3. Masa Abad Modern
Pada masa abad modern ini berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandanan kehidupan sehingga corak pemikirannya antroposentris, yaitu pemikiran filsafatnya mendasarkan pada akal fikir dan pengalaman. Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak filsafat modern yang berhasil memadukan antara metode ilmu alam dengan ilmu pasti ke dalam pemikiran filsafat. Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran filsafat mengarah pada filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh-tokohnya antara lain Geoge Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776), Rousseau (1722-1778). Di Jerman muncul Chirstian Wolft (1679 – 1754) dan Immanuel Kant (1754 – 1804), yang mengupayakan agar filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna. Abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah. Ada filsafat Amerika, filsafat Prancis, filsafat Inggris, filsafat Jerman. Tokoh- tokohnya adalah : Hegel (1770-1831), Karl Marx (1818-1883), August Comte (1798-1857), JS. Mill (1806-1873), John Dewey (1858-1952).
4. Masa Abad Dewasa Ini (Filsafat Abad ke-20) Filsafat Dewasa Ini atau Filsafat Abad Ke-20 juga disebut Filsafat Kontemporer. Ciri khas pemikiran filsafat ini adalah desentralisasi manusia. Dalam bidang bahasa terdapat pokok-pokok masalah, yaitu arti kata-kata dan arti pernyataan-pernyataan. Maka, timbullah filsafat analitika, yang di dalamnya membahas tentang cara mengatur pemakaian kata-kata / istilah-istilah karena baha sebagai objek terpenting dalam pemikiran filsafat, para ahli pikir menyebutnya sebagai logosentris. Para paruh pertama abad ke-20 ini timbul aliran-aliran kefilsafatan, seperti Neo-Thomisme, Neo-Kantianisme, Neo-Hegelianisme, Kritika Ilmu, Historisme, Irasionalisme, Neo-Vitalisme, Spiritualisme, Neo-Positivisme. Pada Awal belahan akhir abad ke-20 muncul aliran-aliran kefilsafatan yang lebih dapat memberikan corak pemikiran dewasa ini, seperti filsafat Analitik, Filsafat Eksistensi, Strukturalisme, Kritika Sosial.
Filsafat Yunani Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongeng- dongeng). Setelah pada abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle, yang nantinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.

Berikut ini terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani lahir :
a. Kaya akan mitos (dongeng), seperti syair Homerus, Orpheus, dan lain-lain.
b. Karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang Yunani.
c. Pengaruh ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia di Lembah
Sungai Nil. Zaman Yunani terbagi Periode Yunani Kuno diisi oleh Ahli pikir alam (Thales, Anaximandros, Pythagoras, Xenophanes, dan Democritus) dan pada Periode Yunani Klasik diisi oleh Ahli pikir seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles.





A.     Yunani Kuno
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam. Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil.
1. Thales (625 – 545 SM)
Thales sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of
Philosophy, juga menjadi penasihat teknis ke-12 kota Ionia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Menurut pendapatnya semua yang berasal dari air sebagai materi dasar kosmis. Dari pendapat itu dapat kita artikan bahwa apa yang disebut sebagaia rche (asas pertama dari alam semesta) adalah air. Katanya, semua berasal dari air, dan semuanya kembali menjadi air. Bahwa bumi terletak di atas air, dan bumi merupakan bahan yang muncul dari air dan terapung di atasnya.
2. Anaximandros (640 – 546 SM)
Ia merupakan orang pertama yang membuat peta bumi. Pemikiranya, dalam memberikan pendapat tentangarche (asas pertama alam semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati indera, yaitu to apeironi yang tak terbatas.
3. Phytagoras (+ 572 – 497 SM)
 Ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Menurut Aristoxenos seorang murid Aristoteles, Phytagoras pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Pemikiranya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dan perbandingan-perbandingan matematis. Ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri. Phytagoras lah yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur. Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti:
Terbatas – tak terbatas
Ganjil – genap
Satu – banyak
Laki-laki – perempuan
Bujur sangkar – empat persegi panjang
Diam – gerak
Lurus – bengkok
Baik – buruk
Terang – gelap
Kanan – kiri.
Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya. Jumlah dari luas dua sisi sebuah segitiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya (a2 + b2 = c2).
1.      Xenophanes (570 - ? SM)
Ia lahir di Xolophon, Asia Kecil. Ia lebih tepat dikatakan penyair dari pada ahli pikir (filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis dan mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada saat itu. Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia membantah adanya antropomorfisme Tuhan-tuhan. Yaitu Tuhan digambarkan sebagai seakan-akan manusia. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-anggapan lama yang berdasar pada mitologi.
2. Heraclitos (535 – 475 SM)
Ia lahir di Ephesus, ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Pemikiran filsafat nya terkenal dengan filsafat menjadi. Ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alsannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada dibelakangnya. Heraclitos yang mengemukakan pendapatnya bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwaarche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkansegala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adana api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api. Menurut pendapatnya, di dalamarche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh) yang disebutnya sebagailogos (akal atau semacam wahyu).
3. Parmenides (540-475 SM)
Ia lahir di kota Elea, dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being). Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan.Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan.Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat dibagi-bagi karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin.
4. Zeno (+ 490 – 430 SM)
Zeno lahir di Elea, dan murid dari Parmenides. Menurut Aristoteles, Zenolah yang menemukan dialektika, yaitu suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau hipotesis, dan dari hipotesis tersebut ditarik suatu kesimpulan.
Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap
melawan gerak adalah sebagai berikut:
a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagai hal yang tidak bergerak karena pada setiap saat anak panah tersebut terhenti di suatu tempat tertentu.
b. Achiles si jago lari yang termasyhur dalam mitologi Yunani tidak dapat menang melawan kura-kura, karena kura-kura berangkat sebelum Achiles, sehingga Achiles lebih dahulu harus melewati atau mencapai titik di mana kura-kura berada saat dia berangkat.
1. Empedocles (490 – 435 SM)
Lahir di Akragos, pulau Sicilia. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir.
Empedocles sependapat dengan Parmenides, bahwa alam semesta di dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada hal yang hilang. Tetapi ia mempertahankan adanya pluralitas dan perubahan dari hasil pengamatan indera. Realitas tersusun empat unsur, yaitu api, udara, tanah dan air. Kemudian, empat unsur tersebut digabungkan dengan unsur yang berlawanan.
Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam semesta ini, yaitu, cinta dan benci. Cinta mengatur ke arah pengabungan, benci mengatur ke arah perceraian atau perubahan.
2.
Anaxagoras (+ 499 – 420 SM)
Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Ionia. Pemikirannya, realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian yang terkecil dari materi sehingga tidak dapt terlihat dan jumlahnya tidak terhingga.
Tentang terbentuk nya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuk nya itu saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom-atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak (atom yang padat).
Anaxagoras mengemukakan yang menyebabkan benih menjadi kosmos adlahnus. Nus, yang berarti roh atau rasio. Tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Nus mengenal dan menguasai segala sesuatu.H

Karen ajaran Anaxagoras tentangnus inilah, untuk pertama kalinya dlaam filsafat dikenal adanya pembedaan antara yang jasmani dan yang rohani.
3.
Democritus (460 – 370 SM)
Ia lahir di Kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam-macam masalah, seperti kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik, musik, puisi, dan lain-lainnya.
Pemikirannya adalah bahaw realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat kecil yang disebut atom.
Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang kosong. Maka, Democritus berpendapat bahwa realiatas itu ada dua, yaitu atom itu sendiri (yang penuh) dan ruang tempat atom bergerak (yang kosong).
A. Yunani Klasik
Pada periode Yunani Klasik ini semakin besar minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mngawali periode Yunani Klasik ini adalah Sofisme. Sofisme ini berasal dari katasophos yang artinya
cerdik pandai.
 Keahliannya dalam bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama tentang
kosmos.
Antara kaum Sofis dengan Socrates mempunyai hubungan yang erat sekali. Mereka itu hidup sezaman, pokok permasalahan pemikiran meraka juga sama, yaitu manusia. Perbedaan antara kaum Sofis dengan Socrates adlah bahwa pemikiran filsafat Socrates sebagai suatu raksi dan kritik terhadap pemikiran kaum Sofis.
Kaum Sofis
Istilah Sofis yang berasal dari kata sophistes mempunyai pengertian
seorang sarjana atau cendikiawan.
Terdapat tiga faktor yang mendorong timbulnya kaum sofis, yaitu
sebagai berikut :
a. Perkembangan secar pesat kota Athena dalam bidang politik dan
ekonomi.
b. Kota Athena sebagai pusat politik sehingga peranan pendidikan sangat
penting untuk mendidik kaum mudanya.
c. Terbukanya masyarakat Yunani terhadap budaya luar akan membuat
orang-orang Yunani menjadi dinamis dan berkembang.
Salah satu Sofisme adalah Gorgias (480 – 380 SM).
Gorgias (480 – 380 SM)
Ia lahir di Leontinni, Sicilia. Menurut pendapatnya yang penting adalah bagaimana dapat meyakinkan orang lain agar menerima pendapat kita.
Pemikirannya yang penting adalah :
a. Mencari keterangan tentang asal usul yang ada
b. Bagaimana peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai
kehendak berpikir
c. Norma yang sifatnya umum tidak ada, yanga ada norma yang
individualistis (subjektivisme).
d. Bahwa kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia termasuk
penganut Skeptisisme.
Aspek positif dari adanya aliran Sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan Yunani, yaitu suatu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagai objek pemikiran filsafat. Aspek negatifnya aliran Sofisme membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kebudayaan Yunani.
1. Socrates
Ia anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama
Phairnarete, yang pekerjaanya seorang bidan.
Istrinya bernama
Xantipe yang dikenal sebagai seorangjudes (galak dan keras).
Setiap mengajarkan pengetahuannya socrates tidak memungut bayaran kepada murid-muridnya. Maka ia kemudian oleh kaum sofis sendiri dituduh memberikan ajran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia ditangkap dan akhirnya dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM.
Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.
2. Plato (427 – 347 SM)
Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat
dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan Elia.
Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang berubah- ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenidas). Pengetahuan yang diperoleh lewat indra disebutnya pengetahuan indra, pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal.
Dunia Ide dan Dunia Pengalaman
Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, serta dunia ide yang bersifat tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.
Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
b. Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat manusia
c. Tuhan hanya dapat diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat,
tidak ada anak dan lain-lain.
d. Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai
peraturan menjadi mempunyai peraturan.
Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato adalah pemikirannya
tentang negara, yang tertera dalam Polites dan Nomoi.
Konsepnya tentang etika sama seperti Socrates, yaitu bahwa
tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atauwell-
being).
Menurut Plato, di dalam negara yang ideal terdapat tiga
golongan berikut:
a.Golongan yang tertinggi (para penjaga, para filsuf)
b. Golongan pembantu (prajurit, yang bertugas untuk menjaga
keamanan negara)
c. Golongan rakyat biasa (petani, pedagan, tukang)
Tugas negarawan adalah mencipta keselarasan antara semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis.
Apabila suatu negara telah mempunyai undang-undang dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah monarki. Sementara itu, apabila suatu negara belum mempunyai undang-undang dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah demokrasi. Konsep tentang tata negara ini tertera dalamPolite a (Tata Negara).
1. Aristoteles (384 – 322 SM)
Ia dilahirkan di Stageira, Yunani Utara pada tahun 384 SM.
Karya-karya Aristoteles berjumlah delapan pokok bahasan
sebagai berikut ;
a. Logika, terdiri dari :
Categoriac(ka tegori- ka tegori)
De interpretatione (perihal penafsiran)
Analytics Priora (Analitika logika yang lebih dahulu)
Analytica Posteriora (analitika logika yang kemudian)
Topica
De sophistics elenchis (tentang cara beragumentasi kaum Sofis)
a. Filsafat Alam, terdiri dari :
Phisica
De caelo (perihal langit)
De generatione et corruption (tentang timbul-hilangnya makhluk-
makhluk jasmani)
Meteorologica (ajaran tentang badan-badan jagad raya)
a. Psikologi, terdiri dari :
de anima (perihal jiwa)
parva naturalia (karangan-karangan kecil tentang pokok-pokok
alamiah)
a. biologi, terdiri dari
de partibus animalium (perihal bagian-bagian binatang)
de mutu animalium (perihal gerak binatang)
de incessu animalium (tentang binatang yang berjalan)
de generatione animalium (perihal kejadian binatang-binatang)
a.Metafisika, oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau
theologica.
b. Etika, terdiri dari :
Ethica Nicomachea
Magna moralia (karangan besar tentang moral)
Ethica Eudemia
a. Politik dan ekonomi, terdiri dari :
Politics
Economics
a. Retorika dan poetika, terdiri dari :
Rhetorica
Poetica
Berikut ini akan kami uraikan tentang beberapa pemikiran
Aristoteles yang terdiri dari :
a. Ajarannya tentang logika
Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi dan aksidensia. Dan dari dua golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu :
1) Substansi (manusia, binatang)
2) Kuantitas (dua, tiga)
3) Kualitas (merah, baik)
4) Relasi (rangkap, separuh)
5) Tempat (di rumah, di pasar)
6) Waktu (sekarang, besok)
7) Keadaan (duduk, berjalan)
8) Mempunyai (berpakaian, bersuami)
9) Berbuat (memmbaca, menulis)
10)Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles
dianggap sebagai Bapak logika tradisional.
a. Ajaranya tentang sillogisme
b. Ajarannya tentang pengelompokkan ilmu pengetahuan
Aritoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga
golongan.
c. Ajarannya tentang potensia dan dinamika
hule adalah suatu unsur yang menjadi permacaman.
Sementara itu,morfe adalah unsur yang menjadi dasar kesatuan.
d. Ajarannya tentang pengenalan
e. Ajarannya tentang etika
f. Ajarannya tentang negara
1. Filsafat Hellenisme
Lima abad sepeninggal Aristoteles terjadi kekosongan sehingga
tidak ada ahli pikir yang menghasilkan buah pemikiran filsafatnya
seperti Plato atau Aristoteles, sampai munculnya filosof Plotinus (204 –
270).
Lima abad dari adanya kekosongan di atas diisi oleh aliran-aliran besar (seperti: Epikurisme, Stoaisme, Skeptisisme, dan Neoplatonisme. Menurut sejarah filsafat, masa ini (sesudah Aristoteles) disebut Hellenisme. Filsafat Hellenisme ini dimulai pada pemerintahan Alexander Agung (356 – 23 SM) atau Iskandar Zulkarnain Raja Macedonia.
a. Epicurisme
Sebagai tokohnya Epicurus (341 – 271 SM), lahir di Samos dan
mendapatkan pendidikan di Athena.
Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Epicurus mengemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia).
Terdapat tiga ketakutan dalam diri manusia seperti berikut ini
:Pertama, manusia takut terhadap kemarahan dewa.
Kedua, manusia takut terhadap kematian.
Ketiga, manusia takut terhadap nasib.
b. Stoaisme
Sebagai tokohnya adalah Zeno (366 – 264 SM) yang berasal
dari Citium, Cyprus. Pokok ajarannya adalah bagaimana manusia

dalam hidupnya dapat bahagia. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut manusia harus haromoni terhadap dunia (alam) dan harmoni dengan dirinya sendiri.
c. Skeptisisme
Tokoh skeptisisme adalah Pyrrhe (360 – 270 SM). Pokok ajarannya adalah bagaimana cara manusia agar dapat hidup berbahagia. Hal ini ia menengarai bahwa sebagian besar manusia itu hidupnya tidak bahagia, sehingga manusia sukar sekali mencapai kebijaksanaan.
Aliran yang lain tingkatannya lebih kecil dari ketiga aliran di atas adalah : Neopythagoras (merupakan campuran dari ajaran Plato, Aristoteles, dan Kaum Stoa).
d. Neoplatonisme
Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius. Plotinus (204 – 270 SM) lahir di Lykopolis, Mesir. Titik tolak pemikiran filsafat Plotinus adalah bahwa asas yang menguasai segala sesuatu adalah satu.
Pemikirannya, karena Tuhan isi dan titik tolak pemikirannya, Tuhan dianggap Kebaikan Tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua kehendak.
Karena zaman Neoplatonisme ini diwarnai oleh agama, zaman
ini disebutnya sebagai zaman mistik
FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN
Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira selama 5 abad) belum memunculkan ahli fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 Masehi, barulah muncul para ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan.
Filsafat Barat Abad Pertengahan (476 – 1492) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap”. Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad pertengahan adalah :
Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik. Masa Skolastik terbagi menjadi Skolastik Awal, Skolastik Puncak, dan Skolastik Akhir.
A. Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata latinpater atau bapak, yang artinya para pemimpin geraja. Pada masa ini muncul upaya untuk membela agama kristen, yaitu para apologis (pembela iman kristen) dengan kesadarannya membela iman kristen dari serangan filsafat
FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN
Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira selama 5 abad) belum memunculkan ahli fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 Masehi, barulah muncul para ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan.
Filsafat Barat Abad Pertengahan (476 – 1492) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap”. Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad pertengahan adalah :
Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik. Masa Skolastik terbagi menjadi Skolastik Awal, Skolastik Puncak, dan Skolastik Akhir.
A. Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata latinpater atau bapak, yang artinya para pemimpin geraja. Pada masa ini muncul upaya untuk membela agama kristen, yaitu para apologis (pembela iman kristen) dengan kesadarannya membela iman kristen dari serangan filsafat
FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN
Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira selama 5 abad) belum memunculkan ahli fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 Masehi, barulah muncul para ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan.
Filsafat Barat Abad Pertengahan (476 – 1492) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap”. Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad pertengahan adalah :
Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik. Masa Skolastik terbagi menjadi Skolastik Awal, Skolastik Puncak, dan Skolastik Akhir.
A. Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata latinpater atau bapak, yang artinya para pemimpin geraja. Pada masa ini muncul upaya untuk membela agama kristen, yaitu para apologis (pembela iman kristen) dengan kesadarannya membela iman kristen dari serangan filsafat
Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat).
Ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, segala
yang dikatakan oleh para filosof Yunani dianggap tidak penting.
Akan tetapi lama kelamaan, tertullianus akhirnya menerima juga filsafat sebagai cara berfikir yang rasional, karena berfikir yang rasional diperlukan sekali.
2. Augustinus (354 – 430)
Ia diakui keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati.
Ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan mempengaruhi pemikiran eropa. Mengapa ajaran Augustinus sebagai akal dari skolastik dapat mendominasi hampir sepuluh abad? Karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu sistem sehingga ajarannya mampu meresap sampai masa skolastik.
A. Masa Skolastik
Istilah Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kataschool, yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berati aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai
berikut :
a. Filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
b. Filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional.
c. Suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat.
d. Filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.
Filsafat Skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena
beberapa faktor berikut :
A. Faktor Religius
Faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang
berperikehidupan religius.
B. Faktor Ilmu Pengetahuan
Masa Skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu:
1. Skolastik Awal (berlangsung dari tahun 800 – 1200)
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa eropa. Hal ini ditandai dengan skolastik yang di dalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberales, meliputi tata bahasa, retorika, dialektika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735 – 805), Johannes Scotes Eriugena (815 – 870), Peter Lombard (1100 – 1160), John Salisbury (1115 – 1180), Peter Abaelardus (1079 – 1180).
2.Skolastik Puncak (berlangsung dari tahun 1200 – 1300)
Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dari
tahun 1200 – 1300 dan masa ini juga disebut mas berbunga.
Berikut ini beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai pada
puncaknya.
a. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibu Sina sejak
abad ke-12.
b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis.
c. Berdirinya ordo-ordo. Banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan. Tokoh-tokohnya memegang peran di bidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.
Albertus Magnus (1203 – 1280)
Ia juga dikenal sebagai cendikiawan abad pertengahan. Di Universitas Padua ia belajar artes liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223.
Thomas Aquinas (1225 – 1274)
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang artinya
Thomas yang suci dari Aquinas.
Karya Thomas Aquinas telah menandai taraf yang tinggi dari aliran
Skolastisisme pada abad pertengahan.
Thomas menyadari bahwa tidak dapat menghilangkan unsur-unsur
Aristoteles. Masuknya unsur Aristoteles ini didorong oleh kebijakan

pimpinan geraja Paus Urbanus V (1366) kemudian Thomas
mengadakan langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah pertama, Thomas menyuruh teman sealiran Willem van
Moerbeke untuk membuat terjemahan baru yang langsung dari
Yunani.
Langkah kedua, pengkristenan ajaran Aristoteles dari dalam.
Langkah ketiga, ajaran Aristoteles yang telah dikristenkan dipakai
untuk membuat sintesis yang lebih bercorak ilmiah.
1.Skoloastik Akhir (berlangsung dari tahun 1300 – 1450)
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Diantara tokoh-tokohnya adalah William Ockham (1285 – 1349), Nicolaus Cusasus (1401 – 1464).
William Ockham (1285 – 1349)
Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui
barang-barang atau kejadia-kejadian individual.
Ia membantah anggapan skolastik bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis. Hal ini akan membawa kesulitan dirinya yang pada waktu itu sebagai penguasanya Paus John XXII.
Nicolas Cusasus (1401 – 1464)
Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik. Menurut pendapatnya terdapat tiga cara untuk mengenal yaitu lewat indra, akal dan intuisi

Pemikiran Nicolas ini sebagai upaya mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan yang dibuat ke suatu sintesis yang lebih luas.
2.Skolastik Arab (Islam)
Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli fikir Islam yaitu Al-Farabi, Ibu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan para ahli pikir tersebut besar sekali, yaitu sebagai berikut :
a. Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang barat belum
pernah mengenal filsafat Aristoteles.
b. Orang-orang barat mengenal Aristoteles berkat tulisan dari para
ahli fikir islam.
c. Skolastik Islamlah yang membawakan perkembagan Skolastik
Latin.
Dengan demikian, dalam pembahasan skolastik isalam terbagi
menjadi dua periode, yaitu :
a. Periode Mutakallimin (700 – 900)
b. Periode Filsafat Islam (850 – 1200)
A. Masa Peralihan
Pada masa peralihan diisi dengan gerakan kerohanian yang bersiat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16
Renaissance
Atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia. Di antara tokoh- tokohnya adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.
Humanisme
Humanisme menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastara Yunani atau Romawi. Di antara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Valllia, Erasmus, dan Thomas Morre.
Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad
ke=16. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin Luthe
PEMIKIRAN FILSAFAT DI TIMUR
A. Filsafat India
Filsafat india terbagi menjadi lima zaman berikut ini :
a. Zaman Weda (1500-600 SM)
Zaman ini diisi oleh pendapat bangsa Arya.
b. Zaman Wiracarita (600-200 SM)
Zaman ini diisi oleh perkembangan sistem pemikiran filsafat
yang berupaupa nis ha d.
c.Zaman Sastra Sutra (200 SM-1400 M) Zaman ini diisi oleh semakin
banyaknya bahan-bahan pemikiran filsafat (sutra).
d.Zaman kemunduran (1400 – 1800 SM). Zaman ini diisi oleh pemikiran
filsafat yang mandul.
e. Zaman pembaharuan (1800 – 1950 SM). Zaman ini diisi oleh kebangkitan pemikiran filsafat india. Pelopornya adalah Ram Mohan Ray.
Zaman Weda (1500 -600 SM)
Dikatakan zaman weda karena sumber benih pemikiran filsafat
berasal dari kitab-kitab weda (rig weda, sama weda, yajur weda, dan
atharwa weda). Benih pemikiran filsafat tersebut dalam mantera “di
atas air samudera mengapung telor dunia, kemudian pecah menjadi
wismakarman sebagai anak pertama alam semesta.” “Dunia tersusun
menjadi tiga bagian, yaitu surga, bumi, dan langit, di mana ketiga bagian tersebut mempunyai dewa sendiri-sendiri.” “Jiwa manusia tidak dapat mati.” “Mereka yang masuk surga adalah orang-orang yang soleh dan hidup baik.”
Dewa secara harfiah adalah benda yang terang yang dianggap mempunyaiperson. Dewa indra dianggap sebagai dewa nasional, dewa waruna yaitu dewa yang menguasai alam semesta.
Pada tahun 700 SM, benih pemikiran filsafat pembahasannya
bersumber pada sastraUpa nis ha d.
Zaman Wiracarita (600 SM – 200 M)
Sebagai latar belakang zaman ini adanya krisis politik, kemerosotan moral atau kepercayaan terhadap para dewa. Timbullah aliran yang bertuhan (baghawadgita), aliran yang tidak bertuhan (jainisme danBuddhis me), juga aliran yang spekulatif (Saddarcana).
Pelopornya adalah Wardhamana (abad ke-6 SM). Jelmaan terakhir Buddhisme adalah Sidharta, yang lahir tahun 567 SM di Kapilawastu.
Baghawadgita adalah sebuah kitab yang ditulis pada abad ke-3 SM, pusat penyebarannya di Gangga barat, isi kitabnya adalah uraian ajaran Kresna pada Arjuna tentangbhak ti (penyerahan diri).
Zaman Sastra Sutra (200 – sekarang

Kitab yang muncul pertama kali adalah kitab Wedangga yang uraiannya berbentuk prosa. Sistem filsafat India, terbagi menjadi enam sistem berikut :
a.Nyala, yaitu membicarakan bagian umum dan metode yang dipakai
dalam penyelidikan.
b. Waisesika, yaitu kitab yang bersumber pada Waisesika Sutra.
c. Sakha, artinya pemantulan.
d. Yoga, yaitu suatu cara untuk mengawasi pikiran.
e. Purwa Wimansa, yaitu sistem yang mendasarkan pada kitab Weda.
f. Wedanta yaitu suatu sistem yang membicarakan bagian kitab weda
yang terakhir.
Tokoh-tokoh tersebut diatas mengemukakan ajaran sebagai
berikut:
1. Sankara (788 – 820) merupakan pengajar aliran Adwaita. Pokok
ajarannya adalah bahwa “Brahman adalah Nyata”.
2.Ramanuja (1017 – 1137) ia berupaya menyatukan agama Wisnu
dengan Wedanta. Menurutnya terdapat tiga kenyataan yang
tertinggi; Tuhan (Iswara), jiwa (Cit), dan benda (Acit).
3. Madwa (1199 - 1278), ia sangat berpengaruh di India Barat.
Filsafat India pada Akhir Abad ke-20
Mulai abad ke-7 sampai ke-14, ajaran Wedanta mendominasi
filsafat India. Tetapi, setelah abad ke-14 pemikiran filsafat mengalami


kemunduran.
Tokohnya Kabir (1440 – 1518), yang berupaya
menyingkirkan unsur-unsur yang melemahkan perjuangan islam.
Setelah abad ke-19, pemikiran filsafat India bangkit berkat sentuhan kebudayaan barat. Pelopornya adalah Ram Mohan Ray (1777 – 1833).
Seorang pembaru lain adalah Mahatma Gandhi (1869 – 1948). Ajarannya untuik mencari kemenangan harus dengan Satyagraha (kekuatan kebenaran).
Terdapat dua orang pembaru yaitu, Sri Aurobindo (1872 – 1950),
dan Sri Rama Maharsi (1870 – 1950).
A. Filsafat Tiongkok
Terdapat empat buah buku yang dianggap sebagai kitab suci rakyat
Tiongkok, yaitu :
a. Analecta Confucius;
b. Karangan-karangan Mencius;
c.Ilmu Tinggi (The Great Learning).
d.Ajaran tentang Jalan Tengah (Doctrine of The Mean)
Menurut Fung Yu Lan, terdapat tiga agama, yaitu Confucianisme,
Taoisme, dan Buddhisme.
Menurut rakyat Tiongkok fungsi filsafat dalam kehidupan manusia adalah untuk mempertinggi tingkat rohani. Menurut Mencius, “Orang bijaksana adalah sebagai puncak hubungan antarmanusia”.
Dari sudut moral, oran gyang arif bijaksana adlaah manusia yang paling sempurna di dalam suatu masyarakat. Mempelajari filsafat agar orang dapat berkembang menjadi “Manusia” dan supaya tidak menjadi “orang macam tertentu”, artinya orang mempelajari “bukan filsafat”, memungkinkan orang untuk berkembang menjadi orang macam tertentu (some special kind of man).
1. Latar Belakang Filsafat Tiongkok
Tiongkok adalah suatu negeri daratan (continental) yang luas
sekali, tidak pernah melihat lautan.
Akar atau sumber alam pikiran rakyat Tiongkok adalah Taoisme dan Confusianisme. Taoisme adalah pandangan hidup yang menitik beratkan pada hal-hal yang sifatnya naturalistik. Confucianisme adalah suatu pandangan hidup yang menitik beratkan pada organisasi sosial. Sebagai contoh:
Fajar telah menyingsing
Jangan sekali-kali berlebih-lebihan
Bilamana matahari telah mencapai puncaknya
Dan bila mana bulan sudah purnama
Maka mengecillah
1. Sentuhan dengan Filsafat Barat
Pada akhir Dinasti Ming (abad ke-14), banyak pelajar Tiongkok yang mengagumi matematika dan astronomi, yang dibawa dari Barat oleh kaum misionaris Kristen.
Pada abad ke-19, karena keunggulan militer, muncul gerakan untuk kembali kepada ajaran Confusius. Pelopornya adalah K’ang Yu Mei (1858 – 1927).
2. Aliran-aliran Pemikiran Filsafat di Tiongkok
Confusianisme
Confusianisme dipelopori oleh K’ung Fu Tzu (551 – 479 SM), ia dianggap sebagai Guru kesusilaan bangsa Cina. Pemikirannya, suatu yang dipentingkan oleh K’ung Fu Tze adlah ritual dan harus menguasai aspek keagamaan dan sosial. Sistem kekerabatan harus didasarkan padasyian, yaitu suatu perasaan keterikatan terhadap orang-orang yang menurunkannya.
Taoisme
Pendiri Taoisme adalah Lao Tse lahir tahun 604 SM. Semua orang yang mengikuti Tao harus melepaskan semua usaha. Tujuan tertinggi adalah meloloskan diri dari khayalan keinginan dengan renungan secara gaib.
Pemikirannya orang hendaknya memberikan kasih sayangnya tidak hanya terbatas pada para anggota keluarganya saja, tetapi harus kepada seluruh anggota keluarga yang lain.
Pada abad ke-19, karena keunggulan militer, muncul gerakan untuk kembali kepada ajaran Confusius. Pelopornya adalah K’ang Yu Mei (1858 – 1927).
2. Aliran-aliran Pemikiran Filsafat di Tiongkok
Confusianisme
Confusianisme dipelopori oleh K’ung Fu Tzu (551 – 479 SM), ia dianggap sebagai Guru kesusilaan bangsa Cina. Pemikirannya, suatu yang dipentingkan oleh K’ung Fu Tze adlah ritual dan harus menguasai aspek keagamaan dan sosial. Sistem kekerabatan harus didasarkan padasyian, yaitu suatu perasaan keterikatan terhadap orang-orang yang menurunkannya.
Taoisme
Pendiri Taoisme adalah Lao Tse lahir tahun 604 SM. Semua orang yang mengikuti Tao harus melepaskan semua usaha. Tujuan tertinggi adalah meloloskan diri dari khayalan keinginan dengan renungan secara gaib.
Pemikirannya orang hendaknya memberikan kasih sayangnya tidak hanya terbatas pada para anggota keluarganya saja, tetapi harus kepada seluruh anggota keluarga yang lain.
A. Filsafat Islam
Islam dengan kebudayaannya telah berjalan selama 15 abad. Dalam kurun waktu lima abad itu para ahli pikir islam merenungkan kedudukan manusia di dalam hubungan nya dengan sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan.
Dalam kegiatan pemikiran filsafat tersebut, terdapat dua macam
(kekuatan) pemikiran berikut :
a. Para ahli fikir islam berusaha menyusun sebuah sistem yang
disesuaikan dengan ajaran islam.
b. Para ulama menggunakan metode rasional dalam menyelesaikan soal-
soal ketauhidan.
Ulama yang berkeberatan terhadap pemikiran filsafat (golongan salaf) berpendapat bahwa “adanya pemikiran filsafat dianggapnya sebagai bid’ah dan menyesatkan. Alquran tidak untuk diperdebatkan, dipikirkan, dan ditakwilkan menurut akal pikir manusia, tetapi al-quran untuk diamalkan sehingga dapt dijadikan tuntunan hidup di dunia dan di akhirat”.
1. Beberapa Perbedaan yang Mendorong Aliran Pemikiran Filsafat Timbul Timbulnya aliran pemikiran filsafat didorong oleh beberapa perbedaan :
a. Persoalan tentang Zat Tuhan yang tidak dapat diraba, dirasa dan
dipikirkan.
b. Perbedaan cara berpikir.
c. Perbedaan orientasi dan tujuan hidup
d. Perasaan “asabiyah” keyakinan yang buta atas dasar suatu
pendirian walaupun diyakini tidak benar lagi.
1. Lahirnya Filsafat Islam
Sifat khas orang-orang Arab saat itu yang hidup mengembara (kafilah) bergeser pada proses urbanisasi. Setelah proses urbanisasi, mereka terikat oleh birokrasi dan mengalami krisis identitas dalam bidang sosial dan agama.
Proses akulturasi tersebut mencapai puncaknya dengan didirikannya lembaga-lembaga pengajaran, penterjemahan, dan perpustakaan. Misalnya, tahun 833 khalifah al-Ma’mun (Baghdad), mendirikan bait al-Hikmah, tahun 972 khalifah Hakam (Qahirah) mendirikan Jami’at al-Azhar.
2. Pembagian Aliran Pemikiran Filsafat Islam
a. Periode Mu’tazilah. Mulai abad ke-8 sampai abad ke-12.
b. Periode Filsafat Pertama. Mulai dari abad ke-8 sampai dengan bad
ke-11.
c. Periode Kalam Asy’ari’. Periode ini berlangsung mulai abad ke-9
sampai abad ke-11.
d. Periode Filsafat Kedua. Mulai abad ke-11 sampai abad ke-12.
Dalam periode Mutakallimin (700 – 900), muncul mazhab- mazhab al-Khawarij, Murji’ah, Qadariyyah, Jabariyyah, Mu’tazilah, Ahli Sunnah Wal-Jama’ah.
Berikut ini pembagian aliran pemikiran filsafat islam yang berdasar pada hubungannya dengan sistem pemikiran Yunani (ada empat), yaitu :
a. Periode Mu’tazilah,
Keberadaan Mu’tazilah ini sangat penting artinya dalam pemikiran filsafat islam, karena terlihat orientasi pemikirannya dalam menetapkan hukum, pemakaian akal pikir didahulukan, kemudian baru diselaraskan dengan Alquran dan Alhadist.
b. Periode filsafat pertama,
Terdapat dua bagian dalam periode filsafat pertama, yaitu pertama,
bercorak Neoplatonic yang berkembang di Irak, Iran, dan Turkestan;
kedua bercorak peripatetis yang berkembang di Spanyol dan Magrib
(Maroko).
Al-Kindi (800 – 870), dialah satu-satunya orang Arab asli yang menjadi filsuf (ahli fikir). Ibnu Sina (980 – 1037) dalam umur 18 tahun ia telah menjadi ahli dalam bidang filsafat, astronomi, fikih, matematika, biologi, ilmu bahasa dan lain-lainnya.
c. Periode kalam asy’ari’,
Timbulnya aliran ini dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu :
Perlunya mempertahankan kemurnian tauhid dari keragaman
sistem pemikiran dalam islam.
Untuk menangkis hal-hal yang melemahkan tauhid dari
serangan luar.
Terdapat gerakan yang membahayakan ketauhidan, misalnya
Al-hallaj (858 – 922).
a. Periode kedua.
Dalam sejarah islam, Spanyol disebut Andalusia. Berkat jasa seorang pahlawan islam Tariq bin Ziyad yang meluaskan islam sampai ke Spanyol, tahun 710. Cordoba dan Toledo ditaklukkan.
Dalam kurun waktu dua abad, telah lahir beberapa ahli pikir islam, yaitu Ibnu Masarrah (883 – 931), Ibnu Tufail (1110 – 1185), Ibu Bajah (1100 – 1138), dan Ibnu Rusyd (1126 – 1198).
A. Filsafat Indonesia
Pemikiran Filsafat Indonesia
Maksud pemikiran filsafat Indonesia adalah suatu pemikiran filsafat
yang diperuntukkan dalam atau sebgai landasan hidup bangsa indonesia.
Maksud hakikat pribadi dalam kedudukannya sebagai manusia Indonesia adalah sebagai Makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk tuhan. Untuk mencapai kesejahteraan, kebahagiaan, dan ketentraman seseorang harus mengupayakan dengan tiga cara keselarasan atau keharmonisan, yaitu :
a. Selaras atau harmonis dengan dirinya sendiri.
b.Selaras atau harmonis dengan pergaulan sesama manusia, dan di
lingkungan kehidupannya.
c. Selaras atau harmonis dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Materi Filsafat Indonesia
Pandangan hidup yang sesuai dengan manusia Indonesia adlah suatu pandangan hidup yang berasal dari akar hikmat yang terkandung dalam khasanah budaya indonesia.
Dengan keragaman suku, adat istidat, bahasa, kepercayaan, dan budaya semuanya mempunyai suatu kesamaan hakikat. Dari kesamaan hakikat inilah nantinya akan muncul suatu rumusan pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu Filsafat Pancasila.
Bentuk filsafat Indonesia
Bentuk filsafat Indonesia terdiri dari lima sila berikut :
Sila I : Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila II
: Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila III
: Persatuan Indonesia
Sila IV
:
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
/ perwakilan
Sila V
: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Lima sila di atas juga disebut lima dasar sebagai suatu totalitas. Dengan demikian, Pancasila mempunyai sifat yang abstrak, umum, universal, tetap tidak berubah, menyatu dalam suatu inti hakikat mutlak. Jadi,
Pancasila adalah satu-satunya pandangan hidup (filsafat) yang dapat
mempersatukan rakyat dan bangsa Indonesia.
FILSAFAT MODERN
Zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaissance akan banyak memberikan segala aspek realitas.
Bermula dari William Ockham (1295 – 1349), yang mengetengahkan
via Moderna (jalan modern) dan via antiqua (jalan kuno). Akibatnya, manusia
didewa-dewakan, manusia tidak lagi memusatkan pikirannya kepada Tuhan
dan surga.
Dalam era filsafat modern, muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalisme, Empirisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionis, Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
A. Rasionalisme
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596 – 1650) yang disebut sebagai Bapak filsafat modern. Yang harus dipandang sebagai hal yang besar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctively).
Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk
membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik).
B. Empirisme
Sebagai tokohnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, dan David Hume.
Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan
benar hanya diperoleh lewat indra (pemimpi), dan empirilah satu-satunya
sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme.
C. Kritisisme
Aliran ini muncul abad ke-18. Zaman baru ini disebut zaman Pencerahan (Aufklarung). Sebagai latar belakang nya, manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang menggembirakan.
Isaac Newton (1642 – 1727) memberikan dasar-dasar berfikir dengan induksi, yaitu pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum.
Seorang ahli pikir Jerman Immanuel Kant (1724 – 1804) mencoba mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme (Hume).
Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme). Ibarat burung terbang harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri).
Jadi, metode berpikirnya disebut metode kritis. Walaupun ia mendasarkan diri pada nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal.
D. Idealisme
Pelopor Idealisme : J.G. Fichte (1762 – 1814), F.W.J. Scheling (1775-1854),
G.W.F. Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860)
Kan merasa puas tentang ilmu pengetahuan yang dibatasi secara kritis. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak yang bertentangan), kemudian timbul sintesis yang merupakan tesis baru, yang nantinya menimbulkan antitesis dan seterusnya. Inilah yang disebutnya sebagai dialektika.
E. Positivisme
Filsafat Positivisme lahir pada abad ke-19. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman- pengalaman objektif. Beberapa tokoh: August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903).
F. Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang Zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19.
Pada tahun 1838 membaca bukunya Malthus An Essay on the
Principle of Population. Buku tersebut memberikan inspirasi kepada
Darwin untuk membentuk kerangka berpikir dari teorinya.
Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsepnya survival of the
fittestda n struggle for life.
Dalam pemikirannnya, Darwin tidak melahirkan sistem filsafat, tetapi pada ahli pikir berikutnya (Herbert Spencer) berfilsafat berdasarkan pada evolusionisme.
G. Materialisme
Seorang tokoh lagi (Materialisme Alam) adlah Ludwig Feueurbach (1804-1872) sebagai pengikut Hegel, mengemukakan pendapatnya, bahwa baik pengetahuan maupun tindakan berlaku adagium, artinya terimalah dunia yang ada, bila menolah agama/ metafisika.
Dari Materialisme Historis/ dialektis, yaitu Karl Marx (1818-1883), nama lengkapnya Karl Heinrich Marx. Menurut pendapatnya, tugas seorang filosof bukan untuk menerangkan dunia, tetapi untuk mengubahnya. Hidup manusia ternyata ditentukan oleh keadaan ekonomi.
H. Neo-Kantianisme
Banyak filosof jerman yang tidak puas terhadap Materialisme, Positivisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis. Gerakan ini disebut Neo-Kantianisme. Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854- 1924), Heinrich Reickhart (1963-1939).
I. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.
Tokohnya William James (1842-1910) lahir di New York, memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi dan filsafat.
J. Filsafat Hidup
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941). Pada mulanya ia
belajar matematika dan fisika, tapi ia terjun ke dalam bidang filsafat.
Pemikirannya, alam semesta ini merupakan suatu organisme yang
kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis.
Pemikiran filsfat Henry Bergson ini sebagai reaksi dari Positivisme,
Materialisme, Subjektivisme, dan Relativisme.
K. Fenomenologi
Fenomologi berasal dari katafenomen yang artinya gejala, yaitu
suatu hal yang tidak nyata dan semua.
Dan yang lebih penting dalam filsafat fenomologi sebagai sumber berpikir yang kritis. Tokohnya Edmund Husserl (1839-1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928).
Pemikirannya, bahwa objek/ benda harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif fenomologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat hakikat gejala-gejala secara intuitif.
L. Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dari kataeks = ke luar, dansistensi
ataus is to = berdiri, menempatkan.
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.
Pelopornya adalah Soren Kierkegaard (1831-1855), Martin
Heidegger, J.P. Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel.
M. Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, Gereja Katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti Paham Thomas Aquinas. Kemudian, akhirnya menjadi suatu paham Thomisme, yaitupertama, paham yang menganggap bahwa ajaran.Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat hal-hal yang belum dibahas.Ketiga, paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti.
FILSAFAT DEWASA INI
A. Filsafat Analitis
Tokoh aliran ini adalah Ludwig Josef Johan Wittgenstein (1889- 1951). Ilmu yang ditekuninya adalah ilmu penerbangan yang memerlukan studi dasar matematika yang mendalam.
Filsafat Analitis ini berpengaruh di Inggris dan Amerika sejak tahun
1950. Filsfat ini membahas analisis bahasa dan analisis konsep-konsep.
B. Strukturalisme
Tokah strukturalisme adalah J. Lacan yang lahir di Paris pada tahun 1901. Menurut pendapatnya, kita baru menjadi pribadi apabila kita mengabdikan diri pada permainan bahasa.
Filsafat dewasa ini juga disebut Filsafat barat Abad ke-20. Ciri nya
adalah desentralisasi manusia.
Desentralisasi manusia adalah perhatian khusus terhadap bahasa sebagai subjek kenyataan kita sehingga pemikiran filsafat sekarang ini disebut logosentris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar